Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Di Ufuk Barat

Oleh: Afdhal Purnama Google Ilustration Akeela, surat ini ku tulis dengan butir-butir hujan yang tumpah di pelataran cangkir kopi, ku harap engkau membacanya dengan sejuk, sedingin serbuk gula yang menggigil di bawah ampas hitam. Sudah sangat lama aku tidak menulis Akeela, hingga tinta penaku beku, jemariku kaku, pikiranku membatu, ku pikir dengan menulis surat untukmu akan merangsang kembali saraf kepalaku yang telah lama dicabik-cabik kutu. Ku tulis surat ini di atas meja dari batang kayu yang dipotong bulat seukuran rembulan, tatkala gerimis mulai berjatuhan membasahi bayang-bayang atap rumbia, matahari tak tampak Akeela, langitnya hitam sepekat cinta, yang ada hanya bunyi gemercik air yang jatuh di atap pikiranku, dan aku mulai memikirkanmu. Akeela, Masih ingatkah engkau sebuah petang yang kelam? Hari dimana seorang penyair mencuri sepotong senja untuk pacarnya, langit kehilangan cahaya, orang-orang panik, polisi kalang kabut, bunyi sirene mendengung di