Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Di Bawah Kiara Payung

Google Ilustration Oleh: Afdhal Purnama Di pelataran sebuah pagi yang cerah setelah embun-embun mengering, di bawah pohon kiara payung ( filicium decipiens ) yang teduh, di antara gedung-gedung kampus yang masih berselimut malas dingin gerimis tadi subuh, di bawah sayap segerombolan burung pipit ( estrildidae ) yang berkicau merdu, semerbak harum minyak wangi insan kampus yang dihembus lemas angin pagi.

Di Ufuk Barat

Oleh: Afdhal Purnama Google Ilustration Akeela, surat ini ku tulis dengan butir-butir hujan yang tumpah di pelataran cangkir kopi, ku harap engkau membacanya dengan sejuk, sedingin serbuk gula yang menggigil di bawah ampas hitam. Sudah sangat lama aku tidak menulis Akeela, hingga tinta penaku beku, jemariku kaku, pikiranku membatu, ku pikir dengan menulis surat untukmu akan merangsang kembali saraf kepalaku yang telah lama dicabik-cabik kutu. Ku tulis surat ini di atas meja dari batang kayu yang dipotong bulat seukuran rembulan, tatkala gerimis mulai berjatuhan membasahi bayang-bayang atap rumbia, matahari tak tampak Akeela, langitnya hitam sepekat cinta, yang ada hanya bunyi gemercik air yang jatuh di atap pikiranku, dan aku mulai memikirkanmu. Akeela, Masih ingatkah engkau sebuah petang yang kelam? Hari dimana seorang penyair mencuri sepotong senja untuk pacarnya, langit kehilangan cahaya, orang-orang panik, polisi kalang kabut, bunyi sirene mendengung di

Perjalanan Menuju Ilmu

Oleh: Afdhal Purnama   Ilmu merupakan mata pencaharian berharga yang harus dituntut demi buah kebahagiaan dunia dan akhirat, perjalanan menuntut ilmu itu panjang, lama dan mahal, butuh kesabaran, keikhlasan, ketakwaan dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Ilmu itu mata pencaharian yang mudah hilang dan terlupakan, ia begitu sensitif terhadap tingkat adab, ketakwaan dan kemaksiatan penuntut kepada Allah.

Muhasabah Masa

Oleh: Afdhal Purnama Masa membawa manusia melewati lembah zaman, lintasan malam, tikungan rembulan, embun subuh yang menggigil, cahaya dhuha yang gaduh, sinar siang yang terik, cahaya senja yang tenggelam di tiap ujung sore, tak ada yang menyelamatkan.

Seperti Air Laut

Oleh: Afdhal Purnama Iman itu seperti air laut, terkadang pasang terkadang surut, dan laut yang paling didambakan oleh para pelaut adalah laut yang tenang, manusia tidak bisa menenangkan air laut mereka hanya bisa menyesiasati bagaimancara terbaik melaut diberbagai keadaan laut.