Oleh: Afdhal Purnama
Masa membawa manusia melewati lembah zaman, lintasan malam, tikungan rembulan, embun subuh yang menggigil, cahaya dhuha yang gaduh, sinar siang yang terik, cahaya senja yang tenggelam di tiap ujung sore, tak ada yang menyelamatkan.
Masa itu waktu, ia sesuatu yang bergerak antara awal dan akhir, semua akan diawali dengan kepastian akan diakhiri, semua akan dihadapi, semua akan dituntaskan, dalam rentan kapan yang entah, yang dimulai dan diakhiri dengan "kun" yang dijanjikan kitab suci.
Masa itu candu, tempat di mana manusia menghisap masam, menghirup kelam, meneguk haram, melampiaskan hasrat kejam, tak bisa hidup tanpa bayang jahannam, kenapa kita suka menghabiskan temaram malam dengan harapan hari esok akan kusam dan suram.
Masa itu adalah pagi, siang dan malam, tempat di mana keadaan hanya dibedakan oleh sinar mentari yang masuk ke sebuah perkampungan, kokok ayam saat matahari bangun mengucek mata, anak-anak alam yang berebut makanan di bawah atap siang, dan itik yang ditunggu majikannya di pintu kandang di setiap petang.
Masa adalah detik, menit dan jam, padanya manusia bertanya 'Sekarang pukul berapa?", mereka menempelnya di dinding-dinding bangunan, memasangnya di lengan-lengan impian, lantas menukil harapan-harapan di dinding-dinding ingatan untuk diwujudkan.
Masa adalah almanak, kalender yang berisi pahatan-pahatan tanggal, hari, minggu, bulan dan tahun, padanya manusia berencana, menerka-nerka masa depan, mengingat-ingat masa silam, menentukan perjumpaan dan perpisahan, pernikahan dan perceraian, kelahiran dan kematian, hingga semuanya akan dijemput ketiadaan.
Masa itu terkadang fluktuatif dan dinamis, terkadang
statis, terkadang membawa kita pada tempat yang banyak pengemis,
terkadang membuat kita menangis, terkadang mengajarkan kita bahwa dunia
ini hanya kumpulan terkadang yang kadang entah.
Masa itu sering fluktuatif dan dinamis, sering statis, sering
membawa kita pada tempat yang banyak pengemis, sering membuat kita
menangis, sering mengajarkan kita bahwa dunia ini hanya
kumpulan keseringan yang sering entah.
Masa itu kerugian, kelalaian dan maksiat tumbuh di sana, orang beriman
dan beramal shaleh hanya menjadi penghias firman Allah yang selalu
diucapkan, hanya segelintir yang mengamalkan, mungkin ini yang
dijanjikan zaman, tentang tanda hari kemudian yang dipersiapkan Tuhan.
Picture: Google Ilustration
Komentar
Posting Komentar