Mengintip Festival Kopi Aceh dari Kuburan Militer Belanda (Dutch Graveyard)

Mengawali pagi minggu dengan secangkir kopi adalah kebiasaan lama yang masih dibongkar oleh para coffee lovers hingga abad digital ini. Mengapa tidak, kopi dengan gayanya yang khas, hitam, panas, manis bercampur pahit membuat penduduk di muka bumi ini kecanduan oleh citra rasanya yang tidak hilang dihapus zaman.


Setelah menikmati secangkir kopi panas pada pagi minggu (24/11), saya bersama sahabat sidom melakukan trip ke sebuah kawasan objek wisata bersejarah yang terletak di Kota Banda Aceh, perjalanan ini adalah serangkain kegiatan komunitas sidom blogger dalam rangka hunting tulisan ketempat objek wisata bersejarah di Aceh. Jejak pertama kami membekas di pemakaman Kerkhoff Peutjoet yang terletak di depan lapangan Blang Padang di tengah Kota Banda Aceh.

Kerkhof berasal dari bahasa Belanda yang berarti halaman gereja, sedang Peutjut berasal dari kata Poteu Cut yang artinya putera kesayangan. Peutjut adalah Putera kesayangan Sultan Iskandar Muda yang dikuburkan ditengah-tengah pemakaman prajurit Belanda, pocut dikenal juga dengan sebutan Meurah Pupok.

Matahari pagi itu bersinar cerah, hangatnya menusuk hingga keseluruh pori-pori gerbang kehormatan Peutjut yang berdiri gagah menyambut langkah setiap pengunjung Kerkhoff Peutjut. Di puncak gerbang terdapat tulisan dalam bahasa Belanda, Melayu dan Jawa berbunyi, Aan onze kameraden, gevallen op het van eer” (Untuk sahabat kita, yang gugur di medan perang). Sedang di dinding gerbang terpatri nama-nama mereka yang dimakamkan di Peutjut, daerah-daerah pertempuran Aceh termasuk beberapa peristiwa yang terjadi di Aceh.

Setelah melangkah masuk melewati gerbang, maka kita akan melihat hamparan kuburan militer Belanda yang dipenuhi oleh palang-palang salib putih, Kuburan tentara ini adalah salah satu yang terluas di dunia. Sekitar 2.200 tentara termasuk empat orang jenderal dimakamkan di sini, di tanah tempat para pejuang Aceh yang sangat gigih melawan kolonialisme Belanda.

     Kuburan Kerkhoff Peutjoet Aceh merupakan pemakaman terbesar kedua tentara Belanda setelah yang pertama terbesar di Belanda. Kuburan Kerkhoff menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara asal Belanda. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut.

Di tengah ribuan kuburan prajurit militer Belanda terdapat tiga makam berasitektur Aceh dipugar kokoh dengan gaya minimanilis di bawah sebatang pohon besar yang memberi bayang-bayang sejuk, menahan cahaya matahari menyentuh bumi, di sanalah Peutjout putera kesayangan Sultan Iskandar Muda dikebumikan. Konon, dalam sejarah disebutkan bahwa peutjout dihukum mati oleh Sultan Iskandar Muda sebagai tembusan atas tindakan kriminal yang telah diperbuatnya, dari kejadian inilah kemudian muncul istilah “Mate aneuk meupat jrat, gadoh adat hana pat tamita,” yang diabadikan pada sebuah pamplet putih di samping kuburan Peutjoet.

Matahari mulai tak memberi bayang terhadap benda yang ada di bumi, itu pertanda jam mulai menunjukkan pukul 12.00 wib. Ini adalah saatnya kami berpamitan kepada ribuan prajurit dan para jendral yang telah mati akibat keserakahan. Kami menata langkah menuju sebuah restorant klasik untuk menikmati makan siang, dari sanalah kemudian kami bergegas untuk memenuhi kewajiban shalat dhuhur menuju Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, ini adalah salah satu masjid besejarah yang terindah di dunia, arsitekturnya yang unik membuat semua orang terpesona oleh ukiran-ukiran klasik yang terdapat di dinding dan atap masjid.

Setelah menikmati sejuknya suasana ibadah di salah satu masjid terindah di dunia, tibalah saatnya untuk mencicipi secara langsung kopi Aceh yang diproses oleh ahlinya menggunakan mesin-mesin unik yang menambah kenikmatan berkopi, inilah festival kopi aceh tahun 2013 di taman sari  yang berlangsung tanggal 22 s/d 23 November 2013, menyajikan berbagai jenis kopi dari berbagai produk arabika dan robusta, membuat semua coffee lovers tergiur oleh kopi-kopi cicipan gratis yang diberikan oleh 30 stand kopi dari berbagai daerah di Aceh. Selamat menanti festival kopi 2014!
Blogger sidom mau ngopi dulu, jangan di ganggu!
Sampai jumpa di hunting tulisan selanjutnya,


Komentar

Populer

Perjalanan Menuju Ilmu

Era dan Tahap Perkembangan Teknologi Komunikasi | Review Book 3rd Task

GOLPUT - MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH