GOLPUT - MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH


Oleh: Afdhal Purnama

GOLPUT alias Golongan berjubah Putih adalah mereka yang dianggap pelanggar demokrasi yang paling membuat para caleg ketar-ketir. Bagaimana tidak? Berapa banyak dana yang dikeluarkan oleh para caleg untuk maju ke putaran pemilu, berapa dana yang dihabiskan dalam sekali kampanye, untuk pencetakan spanduk, isi bensin, isi pulsa, makan rujak, beli nasi goreng jakarta, makan bakso super,  bayar parkir,  dan lain sebagainya. Namun rakyat cuma memberi harapan palsu, mereka lebih memilih nongkrong di jembatan Pango di hari pemilu dari pada ikutan nyoblos.

Di satu sisi mereka telah menggunakan hak pilihnya yaitu memilih untuk tidak memilih, ada bermacam ragam alasan mereka untuk tidak memilih, salah satu alasannya adalah ketika melihat kenyataan dilapangan banyak sekali para caleg yang melakukan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan rakyat, pekerjaannya tidak sejalan dengan janji-janjinya, sebenarnya rakyat lebih ter-php dari pada para caleg yang tidak dicoblos oleh istrinya sendiri.

Terus apa dasarnya beberapa kalangan mendesak agar golput itu dilarang, dan bahkan ada sebagian mereka yang mengatakan kalau golput itu haram, fatwa siapa? memangnya golput itu 'ain najis mughallazah yang tidak akan suci walau disamak? terus kalau tidak golput mau pilih siapa? pilih mereka? Memilih itu bukan kewajiban tapi memilih itu adalah hak, namanya saja hak pilih bukan kewajiban pilih.

Disini penulis tidak sedang mendukung golput, hanya saja kurang setuju dengan pernyataan golput itu haram. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Setidaknya mereka yang golput juga berusaha mencari kader pemimpin yang baik dan benar yang pernah memimpin dan hasilnya tidak mengecewakan, dan jika memang tidak ada yang tepat baru cari jalan keluar yang terbaik. golput bukanlah jalan keluar untuk permasalahan bangsa ini..

Sudahlah penulis tidak mau berpolemik mengenai golput maupun tidak golput, semuanya hak masing-masing, yang bisa dilakukan adalah memberikan argumentasi ketika berpendapat. 

Bagaimana mau golput atau tidak? Bagaimana dengan saya? Itu rahasia. []

Salam,
Twitter: @purnamadazzle

Komentar

Populer

Perjalanan Menuju Ilmu

Era dan Tahap Perkembangan Teknologi Komunikasi | Review Book 3rd Task