Langsung ke konten utama

PIKNIK PARA POLITISI

Oleh: Afdhal Purnama
 
PEMILU 2014 sudah di depan mata, jalanan ibu kota dipenuhi oleh bermacam bendera yang berkibar mendukung kadernya menuju ke istana-istana wakil rakyat, caleg tahun ini berasal dari latar belakang yang bermacam-macam mulai dari petani kacang tanah, peternak komodo, pengusaha air mineral, penjual donat kentang dan artis-artis papan atas yang berlomba-lomba mempromosikan dirinya agar mendapatkan tiket nginap di Senayan.

Mungkin tulisan ini kurang etis untuk ditulis oleh penulis yang tidak tahu apa-apa tentang politik, apalah itu politik? tapi yang pastinya politisi itu semuanya sama, mereka selalu menjanjikan jembatan walau sebenarnya tidak ada sungai disana. Tenang saja, kita tidak sedang membicarakan tentang korupsi jembatan, penulis tidak akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang membahayakan diri sendiri, keluarga dan kesatuan Republik Indonesia. NKRI harga mati.

Piknik politisi adalah bahasa yang diperhalus dari kata kampanye, kampanye adalah pesta 1001 janji yang diselenggarakan gratis oleh pihak partai politik untuk memikat hati rakyat agar memperoleh suara terbanyak pada pemilu 9 april nanti, acara ini dihadiri oleh ribuan fans fanatik partai, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dari yang tidak tamat SD hingga yang sudah tamat sarjana semuanya ikut memeriahkan acara tersebut.

Partai politik selalu menghadirkan tokoh-tokoh partai terkenal sebagai juru kampanye untuk menyampaikan aspirasi partai dan janji-janji para caleg, janji-janjinya pun bermacam-macam mulai dari membangun jembatan, membangun rel kereta api, membangun polisi tidur, membagikan batu nisan gratis, operasi usus buntu gratis, hingga satu milyar juta per-KK.

Satu lagi hal paling seru saat kampanye, yaitu dihadiri oleh para artis papan bawah hingga papan atas, dari yang berdiri pakai kaki hingga yang berdiri pakai kepala, dari yang menutup aurat hingga yang tidak tahu yang mana yang namanya aurat, mau dibawa kemana generasi penerus bangsa? apakah mereka tidak tahu detakan jantung anak-anak masih sangat labil? saya rasa ketika menyaksikan itu  detakan jantungnya mencapai 2.278 m/s setara dengan kecepatan pesawat X-15 NASA Project dan ini ditakutkan mereka akan stroke dini. Na'uzubillah

Ada satu hal yang heboh pada kampanye tahun ini, yaitu salah satu artis mendadak nyapres, yups capres ini diusung oleh Partai Kesatria Bergitar dialah H. Rhoma Irama si raja dangdut, dan ini membuat jalan pemilu tahun ini penuh dengan warna-warni, lika-liku dan akhir yang penuh tanda tanya.

Berikut dokumentasi google images aksi H. Rhoma Irama menggelar konser rakyat di Aceh



Begitulah warna-warni piknik politik tahun ini, semoga kita semua mendapatkan pemimpin-pemimpin yang baik, taat, cerdas dan merakyat. Terserah apa saja latar belakang mereka yang penting tanggung jawabnya harus lebih besar dari pada seragam yang mereka kenakan. []






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Ilmu

Oleh: Afdhal Purnama   Ilmu merupakan mata pencaharian berharga yang harus dituntut demi buah kebahagiaan dunia dan akhirat, perjalanan menuntut ilmu itu panjang, lama dan mahal, butuh kesabaran, keikhlasan, ketakwaan dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Ilmu itu mata pencaharian yang mudah hilang dan terlupakan, ia begitu sensitif terhadap tingkat adab, ketakwaan dan kemaksiatan penuntut kepada Allah.

Era dan Tahap Perkembangan Teknologi Komunikasi | Review Book 3rd Task

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Judul Buku: Teknologi Informasi dan Komunikasi Bab Review: Bab II Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Penulis: Y Maryono dan B. Patmi Istiana Penerbit: Yudhistira Tahun 2008 Direview oleh: Afdhal Purnama (411206532/Unit 2) Dalam buku ini dijelaskan sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara umum. Dikatakan umum karena ternyata teknologi informasi dan komunikasi bukan saja menyangkut peralatan komputer, tetapi semua peralatan yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi menyampaikan informasi.

Teamwork Makes The Dream Work

Google Ilustration Oleh: Afdhal Purnama Awal November yang mulai mengering, setelah Oktober yang basah, bulan lalu memang sedikit hanyut oleh berbagai tragedi yang setiap hari menenggelamkan time line media sosial kita dengan berbagai musibah, bencana alam dan bencana buatan, beberapa daerah di tingkat lokal dan nasional diselimuti banjir, kebakaran, tanah longsor dan berbagai hal lainnya, tak kalah menyesakkan jiwa, 174 nyawa suporter sepak bola melayang dalam sebuah perhelatan liga 1 di kota bunga. Pembuka di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan tajuk dari nukilan ini, hanya sekedar catatan bulan lalu untuk i'tibar dan pengingat pribadi agar kejadiannya tidak luput ditelan jam dinding yang terus berputar. Sebagai salah seorang yang ekosistem kerjanya digambarkan dalam sebuah struktur organisasi tak ubahnya skema rantai makanan dalam buku pelajaran biologi, maka penulis ingin menukilkan beberapa hal ahwal sederhana yang barangkali menjadi inspirasi teman-teman dalam mem...