Google Ilustration |
Oleh: Afdhal Purnama
Rinai hujan menyelimuti oktober yang sesak, terkadang pikiran berputar sendiri mencari nilai-nilai positif yang bisa ditarik dari semua rutinitas yang ada, sedangkan jasad secara pribadi terus terhipnotis berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain tanpa sempat bermuhasabah duduk kekurangan di masa lalu.
Kehidupan adalah budak bagi mereka yang tidak punya bekal untuk menjalaninya dan pemimpin bagi mereka yang sudah cukup bekal dan keberanian untuk mengarunginya.
Keberanian adalah mental yang harus dipupuk di alam pikiran masing-masing manusia, karena keberanian tidak menuntut pemiliknya untuk memiliki fisik, kecerdasan dan hati yang sempurna, tapi hanya memerlukan satu sikap berpegang teguh pada kebenaran yang diyakini.
Selama kita berpijak di atas kebenaran maka kita tidak perlu takut untuk menghadapi berbagai rintangan yang aral melintang di hadapan kita, pun betapa beratnya risiko yang akan kita hadapi tetap harus semangat menghadapinya sebagai bukti ketangguhan yang dianugrahkan Allah kepada setiap orang.
Kehidupan itu seperti rumah yang dibangun sempurna, memiliki pintu depan, jendala dan pintu belakang, semua bagian tersebut memberikan kita pilihan untuk masuk dan keluar lewat mana saja, selama rumah itu adalah milik kita, tidak perlu memaksa untuk selamanya kita harus keluar masuk lewat pintu, hidup itu harus realistis, ada saat kita harus memanjat jendela.
Namun ada satu hal yang harus dihindari oleh setiap orang yang menetap di setiap rumah, jika tiba suatu ketika hal yang tidak kita harapkan terjadi, maka jangan pernah membanting pintu, bumi Allah luas, berangkatlah dengan senyum dan jangan pernah kembali lagi.
Hidup itu sederhana, ambillah sebuah keputusan dan jangan pernah menyesalinya.
Komentar
Posting Komentar