Langsung ke konten utama

Perjalanan Malapetaka | Lhok Mata Ie Part 1



Aceh memang tidak ada bosannya untuk dijelajahi, dari sudut-sudut kota hingga ke sudut-sudut desa, dari panggung budaya hingga ke panggung sandiwara, dari canai mamak hingga ke warung nenek. Namun sebagai pencinta adventure tidak mungkin saya menjelajahi warung nenek, bagaimana aksi si kakek jika hal tersebut saya lakukan? Tapi jangan panik! Karena kita tidak akan menjelajahi warung nenek, kali ini kita akan menjelajahi sebuah destinasi wisata alami di tengah hutan belantara Aceh.

Lhok Mata Ie adalah destinasi wisata yang tersembunyi di balik pegunungan dan perkebunan masyarakat Gampong Lampageu, Aceh Besar. Tempat yang terletak di antara perbukitan Lampageu ini penuh dengan misteri keindahan yang tak kan dapat dinikmati sebelum menaklukkan gunung terjal dengan jalan setapak di tengah rimba raya.

Saya rasa Lhok Mata ie bukanlah tempat yang romantis, tau kenapa? anda tidak akan bisa membawa pacar baru anda kesana, ini adalah tempat dengan perjalanan yang memacu adrenalin, penuh dengan semak belukar, bisa saja pacar anda dipatok ular kobra, dililit piton, diseruduk babi hutan atau bahkan ditikung teman sendiri itu saya kira yang paling menyakitkan.

Kidding! Yang membuat anda tidak boleh datang berpasangan bukan itu, tapi peraturan desa yang melarang pengunjung perempuan ke tempat ini, di samping aksesnya yang berbahaya dan tempatnya yang tersembunyi juga ditakutkan akan terjadi hal-hal terlarang ataupun bahkan timbul fitnah terhadap pengunjung, ingat Aceh tanah syari'at!


Memasuki jalan setapak ditengah pegunungan yang menjulang tegak 70 derajat membuat nafas terengah-engah dan keringat bercucuran hebat menetes hingga membasahi dedaunan kering yang berjatuhan disepanjang jalan, dalam benak saya berfikir ini adalah trip yang tak akan saya ulangi lagi, tempat tujuan itu masih jauh dari kelopak mata, membutuhkan 1 jam perjalanan kaki menempuh perbukitan dan padang rumput yang mulai murka terhadap ulah manusia.



Sebagian padang rumput telah dibakar oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, namun ia tetap tegar menyaksikan perjalanan kami di pagi cerah itu, angin gunung berhembus sepoi-sepoi memberi ucapan selamat datang kepada kami, seolah-olah mengeringkan keringat kami yang mulai membasahi seluruh lengan baju yang tak kuasa menahan terik matahari.


Setelah hampir satu jam bergulat dengan gunung yang ganas akhirnya bau si Pantai Lhok Mata Ie mulai tercium, dari turunan bukit yang tajam mulai terdengar gemuruh ombak yang memukul pantai, teman saya bersorak gembira, akhirnya perjalanan yang melelahkan itu akan segara tergantikan dengan destinasi wisata indah yang belum tersentuh tangan robot.

"Hana salah jipeugah si jem perjalanan, ku pike jipeunget," ungkap teman saya yang tersungkur di atas batu tak tahan menahan lelah, namun deburan ombak masih tertutup oleh daun-daun pohon,  seorang teman yang lebih dahulu sampai ke bibir pantai bersorak dari kejauhan "Woi lagei di Thailand," mendengar teriakan ini tingkat penasaran saya bertambah 180 derajat, walau dibenak berfikir kapan dia pernah ke Thailand. Tak sabar ingin melihat bagaimana sesungguhnya senyuman pantai pasir putih Lhok Mata Ie itu menggoda para pengunjung, dengan beberapa langkah kaki akhirnya kami sampai di bibir pantai yang sangat indah, tempat di mana para lelaki memuntahkan lelahnya bergulat dengan gunung yang terjal.

Ingin tahu bagaimana senyuman si manis Pantai Lhok Mata Ie, tunggu tulisan selanjutnya di Lhok Mata Ie Part 2. Coming soon!

Salam,
Twitter: @purnamadazzle


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Ilmu

Oleh: Afdhal Purnama   Ilmu merupakan mata pencaharian berharga yang harus dituntut demi buah kebahagiaan dunia dan akhirat, perjalanan menuntut ilmu itu panjang, lama dan mahal, butuh kesabaran, keikhlasan, ketakwaan dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Ilmu itu mata pencaharian yang mudah hilang dan terlupakan, ia begitu sensitif terhadap tingkat adab, ketakwaan dan kemaksiatan penuntut kepada Allah.

Era dan Tahap Perkembangan Teknologi Komunikasi | Review Book 3rd Task

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Judul Buku: Teknologi Informasi dan Komunikasi Bab Review: Bab II Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Penulis: Y Maryono dan B. Patmi Istiana Penerbit: Yudhistira Tahun 2008 Direview oleh: Afdhal Purnama (411206532/Unit 2) Dalam buku ini dijelaskan sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara umum. Dikatakan umum karena ternyata teknologi informasi dan komunikasi bukan saja menyangkut peralatan komputer, tetapi semua peralatan yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi menyampaikan informasi.

Teamwork Makes The Dream Work

Google Ilustration Oleh: Afdhal Purnama Awal November yang mulai mengering, setelah Oktober yang basah, bulan lalu memang sedikit hanyut oleh berbagai tragedi yang setiap hari menenggelamkan time line media sosial kita dengan berbagai musibah, bencana alam dan bencana buatan, beberapa daerah di tingkat lokal dan nasional diselimuti banjir, kebakaran, tanah longsor dan berbagai hal lainnya, tak kalah menyesakkan jiwa, 174 nyawa suporter sepak bola melayang dalam sebuah perhelatan liga 1 di kota bunga. Pembuka di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan tajuk dari nukilan ini, hanya sekedar catatan bulan lalu untuk i'tibar dan pengingat pribadi agar kejadiannya tidak luput ditelan jam dinding yang terus berputar. Sebagai salah seorang yang ekosistem kerjanya digambarkan dalam sebuah struktur organisasi tak ubahnya skema rantai makanan dalam buku pelajaran biologi, maka penulis ingin menukilkan beberapa hal ahwal sederhana yang barangkali menjadi inspirasi teman-teman dalam mem